Industri Migas RI Mulai Tertekan Harga Minyak & Corona

Industri Migas RI Mulai Tertekan Harga Minyak & Corona

Jakarta, 2020 - Pelaku bisnis hulu migas sampai saat ini masih didominasi perusahaan asing. Merebaknya pandemi corona (Covid-19) menyebabkan ekonomi anjlok juga harga minyak. Dampaknya perusahaan minyak asing berpotensi menunda proyek hulu karena dinilai tidak ekonomis.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) John S. Karamoy mengatakan dengan adanya intervensi Covid-19 bisa menjadi titik balik untuk mendorong pelaku usaha migas nasional.

"Dengan intervensi covid 19, sudah waktunya kita merubah sikap dalam menyongsong hari-hari depan yang lebih mengutamakan kemampuan kita sendiri," terangnya saat dihubungi, Jumat, (27/03/2020).

Dirinya menyebut perusahaan migas besar asing diperkirakan akan mengurangi jatah belanja modal (capex). Jika belangsung lama, dampaknya juga akan meyasar ke penurunan produksi migas nasional dan tidak mencapai target ABPN 2020.

Lalu terkait target produksi 1 juta barel tahun 2030, imbuhnya, bisa tercapai dengan menerapkan ketentuan-ketentuan terobosan yang diusulkan.

"Rencana pencapaian target 1 juta barrel per hari minyak bumi di 2030 terus di sempurnakan dan dengan asumsi capex yang diperlukan dan peran perusahaan asing akan mengurangi kegiatannya karena ketidakpastian usaha dan harga minyak bumi yang terus tertekan," terangnya.

Pihaknya berharap adanya insentif dari pemerintah untuk mendorong perusahaan minyak swasta nasional dalam jangka panjang bisa melakukan eksplorasi dengan asumsi "risk dan reward" yang masuk akal. Melalui penggalangan kemampuan nasional, diharapkan target usaha dan pendapatan negara bisa diperoleh.

"Munculnya covid 19, disamping penderitaan yang telah diakibatkannya kepada bangsa Indonesia, harus juga dilihat sebagai peluang yang menyadarkan kita akan kekuatan bangsa yang bersatu ini dalam menatap ke waktu waktu jauh ke depan membangun suatu negara maju menjadi nomor 4 di tahun 2045," jelasnya.












Comments